Kumpulan Puisi Pendek Tentang Hujan Yang Indah
Keunikan kata tentang hujan selalu membawa inpirasi dalam puisi, terkadang dijadikan sebagi puisi kenangan, puisi hujan dan rindu, romantis atau pun puisi singkat dan puisipendek hujan romantis malam yang dingin.
Sebagaimana diketahui hujan selalu membawa berkah, baik bagi sang
penulis puisi dengan puisi tentang hujan, maupan bagi orang biasa yang
memang membutuhakan hujan turun membasahi bumi, namun terkadang juga hujan menjadi musibah yang kadang membawa penderitaan. Begitulah hujan yang selalu membawa dua sisi, ada yang membutuhkan dan ada juga yang tak
membutuhkan dalam situasi tertentu. Namun bagimana pun hujan memiliki
banyak manfaat bagi kehidupann di dunia ini, sebagai berkah kepada
manusia dan mahluk Tuhan yang lain.
Dalam berbagai bait bait puisi seringkali kita menumukan puisi yang menceritakan hujan di padukan dengan hal tertentu atau suatu kejadian yang terjadi di sekitar sang penulis puisi, sehingga selalu menarik hati sertan perhatian untuk menyikanya, seperti tentang hujan dan alam, tentang kehidupan sehari, tenta puisi hujan dan cinta, puisi rindu dan lain sebagainya. Hujan yang turun dari lagit dengan butir butir hujan memang selalu menarik dan indah menjadi suatu karya tulis.
Kumpulan Puisi Pendek Tentang Hujan yang indah
Puisi merupakan sebuah hasil dari buah pemikiran sesorang serta melalu perasaan yang dielaborasikan ke dalam bentuk karya tulis ataupun lisan dengan menggunakan improvisasi gaya bahasa yang indah dan dan dapat menyentuh hati. bagi pembaca, begitu pun dengan kumpulan puisi hujan di kesempatan ini, puisi puisi ini melalui eloborasi dari masing masing penulisnya, adapun judul masing masing puisinya antara lain.
Kesepuluh puisi tentang ini, dalam bait baitnya terdapat kata tentang
hujan, sehingga di jadikan menjadi satu kesatuan di halaman ini, menjadi puisi pendek tentang hujan yang indah.
Bagimana puisinya, untuk lebih
jelas, silahakn disimak saja berikut ini.
Hujan yang begitu mesra menyapa alam semesta menyelimutiku dengan kedinginan, membuat aku terfikir tentang nasib orang gelandangan yang tak punya tempat berteduh.
Aku dikurniakan sebuah rumah,
walau tak sebesar istana, masih mampu memayungi diri dari bayu dan hujan menggila. Nikmat yang harus kusyukuri setiap masa.
SESAL
Rinai hujan membasahi Sapa angin berdiskusi Isi rimba sanubari
Bergejolak tak ditemui Bergemuruh rasa hati Bimbang menghampiri
Menerawang jauh tak bertepi
Berkelakar berteman sepi Hidup kini tiada berarti
Prahara melanda jiwa,sanubari
Tersisa puingpuing duka menemani
Sesal tiada guna tuk ditangisi
Hujan Ia datang mengguyur bumi,
Membasahi alam ini.
Membawa ketenangan.
Membawa kedamaian.
Membawa kesedihan.
Dan mengembalikan sebuah kenangan.
Tentang sesuatu yg sungguh sulit untuk digapai.
Tentang sesuatu yg rasanya tak pantas untuk diharapkan.
Hujan...
Mengguyur dengan derasnya.
Menciptakan aliran air yg membawa sebuah luka kembali pada pemiliknya.
Ia menghadirkan kembali semua kepedihan yg pernah hilang.
Sungguh indah...
Hujan yang biasa membawa pelangi kini justru membawa pedih.
HUJAN SAMPAIKAN RINDUKU
Hujan
Teteskan saja airmu untukku
dan untuknya disana Terserah sederas yang kau mau
Hujan
Lewat rasa dingin yang tercipta
Sampaikan rinduku padanya
Mungkin tak sebesar dunia
tapi cukup membuat gelisah
Agar
Saat nanti kau berhenti
Perasa'an ini dapat lebih indah
Dari warna pelangi.
HUJAN MENGINGATKANKU PADA SAHABAT
Angin berhembus kencang
Rintik hujan perlahan turun
Namamu terlintas dikepalaku
Ya itu dirimu sahabatku
Yang selalu ada dihatiku
Untuk dirimu yang ku kenang
Nyanyian rindu ingin ku sampaikan
Indah kenangan kita saat dahulu
Hujan Hapuskanlah
Gelegar petir memecah kesunyian malam Kilat menjilʌt pekatnya alam
Semua berbaur dalam sapuan badai
Dalam derasnya hujan kala itu..
Ya.. semua tak menentu
Semua seakan membisu Sedang benak kelam pada bayang-bayang semu Masa lalu
Dan setengah sadar hati bertanya
Hujan kapan kau reda?
Hapuslah jejak yang membawa luka
Benamkanlah dia sampai tiada sisa !"
Menit-menit terus berganti Hujan pun reda menjelang dinihari Ah sadarlah diri sebelum pagi Tak semua yang pergi akan kembali
HUJAN SEMALAM
Semalam hujan datang membasahi semesta Begitu deras...
Tanggul-tanggul meluap; patah !
Tak mampu menahan
Hujan belum lagi reda..
Lalu datang badai Gemuruh gelombang Dan aku ; dalam takutku..
Di balik tirai jendela kaca
Tuhan..
Ini pertandaMu Bukti kuasaMu
Banjir mengikis habis Badai menyapu bersih Mampukah kami berpaling...
MUNGKINKAH
Hujan baru saja usai tumpahkan cintanya Jadikan senjaku semakin mempesona Lukisan tujuh warna di lengkung cakrawala menambah indahnya suasana
Momen ini selalu menyimpan misteri
terkadang terlena terkadang tak berdaya
pada jingganya yang merona
pada merdunya nyanyian pipit yang beranjak pulang pada deburan ombak yang menghempas karang
pada caranya yang tenang mengakhiri kisah tuk memetik kenangan indah
namun rinduku tak cukup memadai
'tuk kembali ke dalam teduhnya...
IRONIS
Mengukir dinding batu
Diterpa hujan dan terik mentari
Agar menjadi tempat meratapi nasib khalayak Namun, ketika selesai
Khatam sudah namanya Yang dipuja hanya dindingnya Tanpa mengalungi pemahatnya dengan sedikit asap tᥱmbʌkau
AKU HANYA INGIN
Ketika raga mampu bertahan dari segala gigil Kalbu tetap saja mengepul cʌndu rindu yang menggebu Aku hanya ingin
Embun menghantarkan segumpal rasa ini pada kemarau yang menanti hujan Aku juga ingin Apapun itu akan tiba dipenghujung dengan penutup yang indah Tiada lagi kepura-puraan dalam hiruk pikuk pelaku kehidupan Sebab aku tak tahan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar